Umat Islam di Hadapan Orang- orang Kafir


Para pembaca  yang semoga dirahmati oleh Allah, sudah seharusnya setiap muslim itu bangga dan merasa mulia dengan agama Islam yang ia anut. Betapa tidak, Allah Yang Maha Mulia telah memuliakan kedudukan seseorang karena agama Islam yang ia peluk. Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Dan janganlah kalian merasa lemah dan merasa sedih, padahal kalian itu mulia apabila kalian beriman.” [Ali Imran: 139].

Allah juga berfirman (artinya): “Dan hanya milik Allah-lah kemuliaan itu dan juga milik rasul-Nya serta milik orang-orang beriman. Akan tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahuinya” [Al Munafiqun : 8]

Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya Allah memuliakan kita dengan Islam. Bagaimanapun kita mencari  kemuliaan dengan selain Islam maka Allah (justru) akan menjadikan kita hina.

Di samping itu, Islam sendiri merupakan agama yang lengkap dan telah disempurnakan oleh Allah Ta’ala, Dzat yang memiliki kesempurnaan. Atas dasar itu maka umat Islam tidak perlu mencari  dan berpegang  dengan bimbingan selain Islam. Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah aku cukupkan untuk kalian nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agama kalian.” [Al Maidah : 3]

Apabila umat Islam berpegang teguh dengan agamanya dan merasa mulia dengannya maka mereka akan menjadi umat  yang terhormat  dan disegani oleh umat- umat lain. Allah berfirman (artinya) : “Dialah (Allah) yang telah mengutus rasul-Nya dengan petunjuk  dan agama yang benar untuk memenangkan agama tersebut di atas seluruh agama lain, meskipun orang- orang musyrik benci terhadap hal itu. ” [At Taubah : 33 dan Ash Shaff : 9].

Dia juga berfirman (artinya) : “Dialah (Allah) yang telah mengutus rasul-Nya  dengan petunjuk  dan agama yang benar untuk memenangkan agama tersebut di atas seluruh agama yang lain. Cukuplah Allah sebagai saksi atas hal itu.” [Al  Fath: 28].

Maka, tidak sepantasnya bagi umat Islam untuk berdecak kagum  tatkala melihat peradaban dan kekuatan materi orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Dan janganlah engkau menatap kagum  dengan kedua matamu terhadap apa yang Kami (Allah) berikan kepada beberapa golongan di antara mereka berupa keindahan dunia (yang sebenarnya) untuk Kami uji mereka dengan pemberian tersebut, (padahal) rizki Allah itu lebih baik dan kekal.” [Thahaa:131].

Namun sebaliknya, ketika umat Islam tidak peduli terhadap agamanya dan semakin jauh dari bimbingan Allah dan rasul-Nya, maka terhinalah mereka dan menjadi tunduk terhadap orang-orang kafir. Akhirnya umat Islam merasa minder untuk menampakkan keislaman yang sebenarnya, kalah dan mudah mengikuti pola pikir dan pola hidup orang-orang kafir.

Sebagian Umat Islam Akan Mengikuti Jejak Orang-orang Kafir

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya): “Sungguh-sungguh kalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sampai pun kalau orang-orang sebelum kalian itu masuk ke dalam lubang binatang semacam biawak, maka kalian pasti akan memasuki lubang tersebut.”

Lalu kami (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah orang-orang sebelum kita itu adalah Yahudi dan Nashara?”. Maka beliau menjawab (artinya): “Siapa lagi kalau bukan mereka?!” [H.R Al Bukhari. Lihat Muslim]. Di dalam hadits lain beliau menyatakan (artinya): “Tidaklah tiba saat-saat menjelang hari kiamat sampai umatku ini mengambil petunjuk generasi manusia sebelum mereka sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ditanyakan kepada beliau: “Wahai Rasulullah, apakah umat ini akan seperti orang-orang Persia dan Romawi?” Beliau menjawab (artinya): “Siapa lagi manusia kalau bukan mereka?!” [H.R Al Bukhari].

Sesungguhnya Islam tidak melarang umatnya untuk mengambil manfaat berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan keahlian duniawi dari orang-orang kafir, walaupun sebenarnya umat Islam tidak kalah mampu dibanding orang-orang kafir dalam menghasilkan kemanfaatan duniawi asalkan mereka giat dan bersungguh-sungguh untuk itu. Allah sendiri pun telah menyiapkan kemanfaatan duniawi ini kepada orang-orang beriman. Allah berfirman (artinya): “Katakanlah: “Perhiasan dan rizki yang baik itu diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman di kehidupan dunia dan (kelak) hanya diperuntukkan kepada mereka pada hari kiamat.” [Al A’raaf: 32].

Bila umat Islam itu giat dan bersungguh-sungguh dalam menghasilkan kemanfaatan duniawi untuk mereka sendiri, maka mereka tidak perlu mengambil kemanfaatan duniawi tadi dari orang-orang kafir. Terlebih, orang-orang kafir itu tidaklah memberi kemanfaatan duniawi kepada umat Islam melainkan harus dibayar dengan harga yang sangat mahal berupa harta, wilayah negeri, akhlak bahkan agama milik umat Islam.

Islam tidaklah melarang umatnya untuk menjalin hubungan dengan orang-orang kafir selama untuk kebaikan umat Islam. Hanyalah yang dilarang itu apabila umat Islam itu mengambil adat kebiasaan, pola hidup, pola pikir atau akidah orang-orang kafir. Lebih-lebih bila umat Islam justru merasa bangga apabila meniru dan mengikuti  jejak kejelekan orang-orang kafir.Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raaji’uun.

Umat Islam Jangan Merasa Aman Dari Makar Orang-orang Kafir

Orang-orang kafir sejak dahulu sampai sekarang tidak henti-hentinya berupaya sekuat tenaga untuk memadamkan Islam dan umatnya. Ini bukanlah ungkapan berlebih-lebihan. Bahkan ini adalah penegasan Allah Yang Maha Mengetahui di dalam ayat-ayat Al Qur’an. Allah berfirman tentang orang-orang Yahudi dan Nashara (artinya): “Dan orang-orang Yahudi dan Nashara tidak akan rela terhadap dirimu sampai dirimu mengikuti agama mereka.” [Al Baqarah: 120].

Allah berfirman tentang orang-orang musyrik (artinya): “Dan senantiasa mereka memerangi kalian sampai mereka mengeluarkan kalian dari agama  kalian, seandainya mereka sanggup.” [Al Baqarah 217].

Allah berfirman tentang orang-orang munafik yang menampakkan keislaman tetapi menyembunyikan kekafiran di dalam hati mereka (artinya): “Mereka berkeinginan kalau andaikata kalian kafir sebagaimana mereka telah kafir sehingga kalian sama dengan mereka.” [An Nisaa’: 89].

Demikianlah! Seluruh orang-orang kafir dengan segala kekuatannya benar-benar berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan cahaya Islam dan umat Islam berdasar persaksian dari Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Lalu akankah kita sebagai umat Islam yang telah bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah semata dan Muhammad adalah utusan-Nya masih menyimpan keraguan terhadap persaksian Allah?! Ataukah justru menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada orang-orang kafir?! Semoga Allah senantiasa mengokohkan keimanan kita.

Keterpurukan Umat Islam di Hadapan Orang-orang Kafir

Sebuah berita menyedihkan pernah disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam di dalam sebuah hadits (artinya): “Hampir-hampir umat-umat agama lain akan mengerumuni kalian ibarat orang-orang yang mengerumuni santapannya.” Lalu seseorang bertanya: “Apakah yang demikian karena saat itu kita dalam keadaan sedikit?” Lantas beliau menjawab : “Bahkan kalian saat itu dalam keadaan banyak. Hanya saja saat itu kalian seperti buih yang diterpa arus banjir. Sungguh, Allah akan benar-benar mencabut rasa segan dari hati musuh-musuh kalian terhadap kalian. Sungguh, Allah benar-benar akan menimpakan pada kalian penyakit Al Wahn.” Lalu seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, apa penyakit Al Wahn itu?” Maka beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati (bila diperintah berjuang –pen).” [H.R Abu Dawud dan dishahihkan asy-Syaikh Al Albani].

Wallahu a’lamu bish Shawaab

Daftar Pustaka:

1. Ad Dhiyaa’ul Laami’ Minal Khuthabil jawaami’ karya asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

2. Al Khuthab Al Minbariyah fil Munasabatil ‘Ashriyah karya asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan hafizhahullah

3.Sunan Abi Dawud

   

, ,

  1. #1 by Artikel Islami on Kamis,12 Januari 2012 - 08:41

    Sharing yang bermanfaat, trim

Tinggalkan komentar